Kesaksian Kristen Lukman Sardi, Mengaku Ingin Jadi Pendeta
Aktor Lukman Sardi yang juga pemeran Kiai Ahmad Dahlan dalam film layar lebar “Sang Pencerah” mengaku telah berpindah agama dari Islam ke agama Kristen.
“Karena Tuhan Yesus saya hadir di sini
untuk memberikan kesaksian,” katanya saat berpidato dalam kesaksiannya
di GBI Ecclesia sebagaimana video yang beredar di Youtube.
Kesaksian Lukman Sardi ini diunggah ke
Youtube oleh akun Ikka LyFrans 24 Mei 2015 lalu. Lukman menegaskan, dia
pindah agama ini tidak ada tekanan, termasuk dari istrinya. Seperti
diketahui, istrinya Pricillia Pullunggono, adalah penganut Kristen.
Di detik-detik terakhir kesaksiannya dia juga berharap ke depannya bisa menjadi seorang pendeta.
“Suatu saat saya bisa jadi pendeta, kenapa
tidak. Dan itu suatu berkat yang besar buat saya kalau memang itu
terjadi,” katanya bangga.
Mengambil Ibrah
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari
fenomena seperti ini di sekitar kita. Dengan memahami hakikat Islam,
semoga kita selalu dalam dekapan hidayah Allah Ta’aala, Aamiin.
Berikut beberapa peringatan Allah Ta’aala
yang patut direnungkan betapa hidayah-Nya merupakan anugerah yang tiada
banding nilainya. Dan, perintah kepada kita untuk beriman secara
totalitas.
“Bagaimana Allah akan menunjukkan
kepada suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah
mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan
keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak akan
menunjukkan orang-orang yang dzalim” (QS Ali Imran [3]: 86:)
“Barangsiapa yang murtad di antara
kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS Al Baqarah [2]: 217:).
“Sesungguhnya orang-orang kafir
sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan
diterima taubatnya, dan mereka itulah orang-orang yang sesat” (QS Ali Imran [3]: 90)
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir
dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan
diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun
mereka menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah
siksa ynag pedih dan sekali-kali mereka tidak akan mendapatkan penolong” (QS Ali Imran [3]: 91)
Seruan kepada kaum muslimin untuk selalu menguatkan benteng aqidahnya agar tak terperdaya dengan iming-iming dunia. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika
kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Alkitab, niscaya
mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (QS Ali Imran [3]: 100)
Sesungguhnya Allah Ta’ala sama sekali tidak mendapatkan mudharat dari perilaku-perilaku murtad. Sebaliknya, justru pelakunyalah yang merugi. Firman-Nya:
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar
iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi madharat
kepada Allah sedikitpun, dan bagi mereka adzab yang pedih. (QS Ali Imran [3]: 177)
“Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah
akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya. (QS Al Maidah [5]: 54)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang murtad
tidak mencintai Allah, dan tidak akan memudharatkan Allah sesuatu pun
darinya, bahkan Allah akan mengganti mereka dengan orang-orang yang
lebih baik.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
kemudian kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir (lagi),
kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan
memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjukkan mereka
kepada jalam yang lurus. (QS Al Nisa [4]: 137:
Karenanya, kita selalu diperintahkan untuk
mempelajari dan mendalami Islam sebagai satu-satunya aqidah yang lurus
dan menyelamatkan. Lemahnya iman dan keyakinan serta menyembah Allah
yang tidak disertai dengan totalitas kepasrahan adalah merupakan salah
satu pendorong yang efektif kepada kemurtadan.
“Dan di antara manusia ada orang yang
menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh
kebajikan, ia tetap dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu
bencana, maka berbaliklah ia ke belakang (murtad). Rugilah ia di dunia
dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (QS Al Hajj [22]:11)
(http://www.hidayatullah.com)
Komentar
Posting Komentar