Cindy Fatikasari: Saya Jadi Mualaf Lagi

Dia bercerita tentang keputusannya berhijab.

Cindy Fatikasari: Saya Jadi Mualaf Lagi
Cindy Fatikasari (Instagram/cindyfatikasari18) 
 
Mantan Gadis Sampul Cindy Fatikasari, kini berpenampilan berbeda. Bila dulu dia kerap bergaya tomboi, sekarang dia tampil anggun dengan hijab. Semula, Cindy Fatikasari memakai hijab karena diminta sang suami, Tengku Firmansyah. Walaupun sempat dipaksa, penyanyi dan pemain sinetron lawas tersebut mulai menemukan identitas dirinya setelah berkerudung.

"Sekarang aku yang memilih berhijab sendiri dan mau melaksanakannya. Dari dalam hati, aku ingin mendalami aturan Allah," kata Cindy saat ditemui di Butik Ranti, Jalan Balai Pustaka, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin, 25 Mei 2015.

Ada banyak perubahan yang dirasakan Cindy usai berhijab. Sebelum berhijab, cerita Cindy, dia masih begitu temperamental.

"Masih suka marah, kalbunya masih nol. Meski sudah berhijab kadang juga sama. Tapi soal urusan hati, yang tahu aku sama Allah," kata Cindy yang belakangan bergabung bersama pengajian di majelis Tafakuran.

Menurut Cindy, terlibat di pengajian dan menutupi tubuhnya dengan hijab seperti titik balik hidupnya. "Aku merasa menjadi Islam lagi dari awal. Aku merasa jadi mualaf. Di situ aku menangis," ujar Cindy yang butuh waktu lama dan pergulatan hidup rumit, saat memutuskan berhijab.

Meski sudah berhijab, Cindy tetap bukan orang yang sempurna dan masih banyak kekurangan. "Banyak yang harus diperbaiki," ujar Cindy yang merasa hidupnya kini lebih tenang dan nyaman.

Di sela aktivitasnya, Cindy banyak merenung untuk mendapatkan ajaran Islam yang lebih baik. "Saat berhijab, aku harus punya tujuan, dan bukan untuk finansial. Di dalam rumah tangga juga untuk ibadah. Enggak semuanya berjalan baik dalam kehidupan. Tapi kita harus bijak menjalaninya," katanya.
VIVA.co.id 

Komentar

Posting Komentar

ngepop

Upacara Natal Bersama Haram

Gambar
Dilatarbelakangi perayaan Natal-Lebaran bersama, MUI keluarkan fatwa. Oleh:  Annisa Mardiani   Click to zoom Ketua MUI Hamka dan Menteri Agama Alamsjah Ratu Perwiranegara. MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) menganjurkan umat Islam tak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal. Mengikuti upacara Natal Bersama bagi umat Islam hukumnya haram. Demikian bunyi fatwa tentang perayaan Natal Bersama yang dikeluarkan MUI pada 7 Maret 1981. Kala itu MUI dipimpin Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), sedangkan ketua Komisi Fatwa-nya adalah Syukuri Ghozali. Fatwa tersebut dilatarbelakangi fenomena yang kerap terjadi sejak 1968 ketika Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 1-2 Januari dan 21-22 Desember. Lantaran perayaan Lebaran berdekatan dengan Natal, banyak instansi menghelat acara perayaan Natal dan Halal Bihalal bersamaan. Ceramah-ceramah keagaman dilakukan bergantian oleh ustadz, kemudian pendeta. Menurut Jan S. Aritonang dalam  Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di ...
Baca selengkapnya

Bos Properti Jepang Jadi Mualaf Setelah Membangun Masjid Untuk Karyawannya

Gambar
Kulitnya tak seterang orang-orang Jepang lainnya yang saat itu tengah berkumpul menghadiri seremoni peletakan batu pertama pembangunan  Enso Hotel  di kawasan industri MM2100, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Kendati demikian, ada satu ciri khas yang membuatnya istimewa dan menjadi pembeda dari orang Jepang lainnya, yakni  janggut hitam tipis  yang menghias dagunya. Dialah  Yoshihiro Kobi . Bos PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk ini menyita perhatian para undangan saat membaca  bismillah  dan  salam  sebelum membuka pidatonya. Masih terbata memang, tetapi hal itu sudah dengan jelas menunjukkan bahwa Kobi adalah seorang Muslim. Dia berkisah, perkenalannya dengan Islam diawali pada tahun 1990-an saat raksasa Jepang, Marubeni Corporation, memulai kolaborasi dengan Manunggal Group dalam melakukan studi kelayakan untuk membangun kawasan industri besar di Cibitung. "Saat itu belum ada masjid, sementara saya tahu, mayoritas pekerja kami dan...
Baca selengkapnya

19 TANDA KEMATIAN YANG MULIA (KHUSNUL KHATIMAH)

Pertama: Mereka yang dapat mengucapkan syahadah menjelang kematian sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadis sahih, antaranya Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Barang siapa yang ucapan terakhirnya ‘Laa ilaaha illallah’, maka dia masuk syurga.” (Hadis Hasan) Ke-2: Kematian yang disertai dengan basahnya kening dengan keringat atau peluh berdasarkan hadis Buraidah bin Hushaib r.a: Dari Buraidah bin Khusaib RA bahawa ketika dia berada di Khurasan sedang membesuk seorang sahabatnya yang sakit dia mendapatinya sudah meninggal tiba-tiba keningnya berkeringat maka dia berkata: “Allahu Akbar!, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Kematian seorang mukmin disertai keringat di keningnya.” (Hadis Sahih) Ke-3: Mereka yang (baik-baik dan soleh) meninggal dunia pada malam Jumaat atau siangnya berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah seorang Muslim yang meninggal pada hari Jumaat atau malam Jumaat melainkan Allah melindunginya daripada seksa kubur.” Ke-4: Meninggal d...
Baca selengkapnya