Menghormati Jenazah Orang Mati
Saat
Qaddafi meninggal, jasadnya seperti dipermalukan oleh para pemberontak
NTC. Dengan tubuh nyaris telanjang, mayat Qaddafi ditaruh di lemari
pendingin dan dipertontonkan di pasar selama 5 hari hingga membusuk.
Orang-orang termasuk anak-anak kecil antri untuk melihat mayatnya dengan
memakai masker agar tak mencium bau busuk. Hingga Perdana Menteri
Rusia, Vladimir Putin pun muak menyaksikan kelakuan yang biadab seperti
itu. Adakah ajaran Islam seperti itu?
Anehnya beberapa aktivis Islam tidak
mengecam hal yang tidak sesuai ajaran Islam tersebut. Bahkan
menjustifikasinya seolah-olah itu adalah hinaan Allah untuk Qaddafi.
Sikap seperti ini mencoreng nama Islam. Orang-orang kafir jadi enggan
masuk Islam karena mengira Islam adalah ajaran yang biadab seperti itu.
Di sini saya
coba muat ajaran Islam tentang bagaimana Islam memuliakan mayat manusia
terlepas orang itu baik atau jahat, Muslim atau kafir. Ini karena
Manusia adalah makhluk Allah yang mulia.
Tidak pantas jasad manusia
dipermain-mainkan misalnya jadi bahan tontonan atau dijadikan makanan
burung hanya karena yang meninggal itu orang jahat atau kafir. Ini
karena manusia adalah makhluk yang mulia.
Lihat bagaimana saat ada jenazah lewat,
Nabi segera berdiri untuk menghormatinya. Saat ada sahabat yang bilang
itu orang Yahudi atau orang kafir, Nabi menjawab: “Bukankah dia
manusia?”
Jabir bin Abdullah r.a. berkata,
“Suatu jenazah melewati kami, lalu Nabi berdiri karenanya, dan kami pun
berdiri. Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah jenazah
orang Yahudi.’ Beliau bersabda, ‘Jika kamu melihat jenazah, maka
berdirilah!’ [HR Bukhari]
Abdur Rahman bin Abu Laila
berkata, “Ketika Sahal bin Hunaif dan Qais bin Sa’ad sedang duduk-duduk
di Qadisiyah, tiba-tiba lewat di hadapan mereka suatu jenazah. Lalu
keduanya berdiri. Setelah itu dikatakan orang kepada mereka bahwa
jenazah itu adalah jenazah dzimmi (bukan orang Islam). Mereka menjawab,
‘Sesungguhnya (dalam satu riwayat: Abdur Rahman berkata, ‘Aku bersama
Qais dan Sahl r.a., lalu keduanya berkata, ‘Kami bersama Nabi) pernah
pula lewat sebuah jenazah di hadapan Nabi, lantas beliau berdiri.
Sesudah itu di katakan orang kepada beliau bahwa jenazah itu adalah
orang Yahudi. Maka, beliau bersabda, ‘Bukankah ia manusia juga?'”
Ibnu Abi Laila berkata, “Abu Mas’ud dan Qais berdiri untuk menghormati jenazah.”[HR Bukhari]
Hadis riwayat Amir bin Rabiah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian melihat iringan jenazah, maka berdirilah menghormatinya sampai iringan jenazah itu lewat meninggalkan kalian atau sampai diletakkan dalam kubur. (Shahih Muslim No.1590)
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian melihat iringan jenazah, maka berdirilah menghormatinya sampai iringan jenazah itu lewat meninggalkan kalian atau sampai diletakkan dalam kubur. (Shahih Muslim No.1590)
Hadis riwayat Abu Said ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian mengiringi jenazah, maka janganlah kalian duduk sebelum jenazah itu diletakkan. (Shahih Muslim No.1591)
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian mengiringi jenazah, maka janganlah kalian duduk sebelum jenazah itu diletakkan. (Shahih Muslim No.1591)
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Ada iringan jenazah lewat, lalu Rasulullah saw. berdiri menghormatinya dan kami ikut berdiri bersama beliau. Kemudian kami berkata: Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah jenazah Yahudi. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kematian itu menggetarkan, maka jika kalian melihat iringan jenazah, maka berdirilah. (Shahih Muslim No.1593)
Ada iringan jenazah lewat, lalu Rasulullah saw. berdiri menghormatinya dan kami ikut berdiri bersama beliau. Kemudian kami berkata: Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah jenazah Yahudi. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kematian itu menggetarkan, maka jika kalian melihat iringan jenazah, maka berdirilah. (Shahih Muslim No.1593)
Hadis riwayat Qais bin Saad ra. dan Sahal bin Hunaif ra.:
Dari Ibnu Abu Laila bahwa ketika Qais bin Saad ra. dan Sahal bin Hunaif ra. sedang berada di Qadisiyah, tiba-tiba ada iringan jenazah melewati mereka, maka keduanya berdiri. Lalu dikatakan kepada keduanya: Jenazah itu adalah termasuk penduduk setempat (yakni orang kafir). Mereka berdua berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah dilewati iringan jenazah, lalu beliau berdiri. Ketika dikatakan: Jenazah itu Yahudi, Rasulullah saw. bersabda: Bukankah ia juga manusia?. (Shahih Muslim No.1596)
Dari Ibnu Abu Laila bahwa ketika Qais bin Saad ra. dan Sahal bin Hunaif ra. sedang berada di Qadisiyah, tiba-tiba ada iringan jenazah melewati mereka, maka keduanya berdiri. Lalu dikatakan kepada keduanya: Jenazah itu adalah termasuk penduduk setempat (yakni orang kafir). Mereka berdua berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah dilewati iringan jenazah, lalu beliau berdiri. Ketika dikatakan: Jenazah itu Yahudi, Rasulullah saw. bersabda: Bukankah ia juga manusia?. (Shahih Muslim No.1596)
Saat seseorang itu meninggal, entah itu
orang baik atau jahat, harus segera dikuburkan. Jika dia meninggal di
pagi hari, hendaknya sore hari sudah dikuburkan. Paling lambat besok
pagi:
Percepatlah menghantar jenazah
ke kuburnya. Bila dia seorang yang shaleh maka kebaikanlah yang kamu
hantarkan kepadanya dan bila kebalikannya, maka sesuatu keburukan yang
kamu tanggalkan dari beban lehermu. (HR. Bukhari)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda:
Percepatlah pengurusan jenazah! Karena, jika jenazah itu baik, maka
sudah sepantasnya kalian mempercepatnya menuju kebaikan. Dan kalau tidak
demikian (tidak baik), maka adalah keburukan yang kalian letakkan dari
leher-leher kalian (melepaskan dari tanggungan kalian). (Shahih Muslim
No.1568)
Saat seseorang meninggal, apalagi jika dia mengaku Muslim, hendaknya yang diingat dan disebut-sebut adalah kebaikannya:
Janganlah mengingat-ingat orang-orangmu yang telah wafat, kecuali dengan menyebut-nyebut kebaikan mereka. (An-Nasaa’i)
Jangan suka mencaci-maki orang yang sudah meninggal karena itu menunjukkan buruknya akhlak:
Aisyah r.a. mengatakan bahwa
Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu mencaci maki orang-orang yang telah
meninggal dunia. Karena, sesungguhnya mereka telah sampai pada apa yang
mereka dahulukan (amalkan, baik atau buruk).” [HR Bukhari]
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah
mencaci maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai
pada balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Riwayat Bukhari.
Hadits ke-66
Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari al-Mughirah Radliyallaahu ‘anhu dengan tambahan: “Karena dengan begitu kamu menyakiti orang-orang yang masih hidup.”
Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari al-Mughirah Radliyallaahu ‘anhu dengan tambahan: “Karena dengan begitu kamu menyakiti orang-orang yang masih hidup.”
Sebetulnya ajaran Islam itu mulia.
Mengajarkan pengikutnya untuk berakhlak mulia. Sayang jarang ada yang
mengamalkannya sehingga ada yang senang mengumpat, tajassus/mencari2 aib
orang, ghibah, dan sebagainya:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain,
boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri
dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.” [Al Hujuraat 11]
“Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 12]
Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim)
Komentar
Posting Komentar