Di dalam banyak nash Alquran maupun as-Sunnah, Allah SWT bukan hanya melaknat orang-orang musyrik dan kafir karena kesyirikan dan kekufuran mereka, tetapi juga melaknat para pelaku maksiat dari kalangan kaum Muslim. Sebagai Muslim, tentu kita sepatutnya sangat khawatir dan amat takut terhadap laknat Allah SWT. Sebab, saat Allah SWT melaknat hamba-Nya, tentu hal itu menunjukkan bahwa Dia murka kepada hamba-Nya itu. Saat Allah murka kepada hamba-Nya dengan melaknat dirinya, maka tidak ada seorang pun yang bisa menolong hamba tersebut. Allah SWT berfirman (yang artinya): Siapa saja yang Allah laknat tidak akan memiliki seorang pun yang bisa menolong dirinya (TQS an-Nisa’ [4]: 52).
Siapa pelaku maksiat yang dilaknat Allah SWT? Pertama: pemakan riba dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat pemakan riba (pemberi pinjaman dengan riba), peminjamnya, saksinya dan penulisnya.” (HR Ahmad).
Kedua: pria yang menyerupai wanita atau sebaliknya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Allah melaknat kaum pria yang menyerupai wanita dan kaum wanita yang menyerupai pria.” (HR Ahmad).
Ketiga: seseorang yang mencela/melaknat kedua orang tuanya. Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat orang yang mencela/melaknat kedua orang tuanya.” (HR Muslim)
Keempat: orang yang menyembelih hewan bukan atas nama Allah, sebagaimana dalam lanjutan hadits di atas, “Allah SWT melaknat orang yang menyembelih hewan atas nama selain Allah SWT (HR Muslim).
Kelima: orang yang mengubah batas-batas (kepemilikan) tanah, sebagaimana dalam lanjutan hadits yang sama di atas, “Allah melaknat orang yang mengubah-ubah batas-batas tanah.” (HR Muslim).
Keenam: perempuan yang menyambung rambutnya (termasuk mengenakan wig/rambut palsu, pen.). Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan wanita yang meminta agar rambutnya disambung (dengan rambut palsu) (HR al-Bukhari dan Muslim).
Ketujuh: khamer dan orang-orang yang berhubungan langsung dengan khamer. Mereka adalah peminumnya, orang yang menuangkannya, pembelinya, penjualnya, pengantarnya, yang meminta khamer itu diantarkan, orang yang membawanya dan yang meminta khamer itu dibawakan (HR Abu Dawud).
Kedelapan: orang-orang yang menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid. Rasul SAW bersabda, “Allah melaknat suatu kaum yang menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid.” (HR an-Nasa’i).
Kesembilan: orang yang menyerupai binatang, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Allah melaknat orang yang menyerupai hewan.” (HR an-Nasa’i).
Kesepuluh: orang yang mengubah-ubah ciptaan Allah SWT, seperti: operasi mengubah kelamin atau operasi plastik semata-mata demi alasan penampilan atau kecantikan. Rasul SAW bersabda, “Allah melaknat orang-orang yang mengubah-ubah ciptaan Allah.” (HR an-Nasa’i).
Kesebelas: orang yang melakukan praktik kaum Nabi Luth (kaum homo/gay atau lesbian), sebagaimana sabda Nabi SAW, “Allah melaknat orang yang mempraktikkan perbuatan kaum Nabi Luth (kaum homo/gay, lesbian)—sampai tiga kali.” (HR Ahmad).
Kedua belas: penyuap dan yang disuap, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Allah melaknat penyuap dan yang disuap dalam urusan hukum/pemerintahan.” (HR Ahmad).
Ketiga belas: orang yang melaknat orang lain yang tidak layak untuk dilaknat. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang hamba melaknat sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit. Lalu pintu-pintu langit ditutup. Kemudian laknat itu turun ke bumi. Namun, pintu-pintu bumi pun ditutup. Lalu ia terbang ke kanan dan ke kiri. Jika laknat itu tidak menemukan tempat yang menjadi sasarannya, maka ia akan menimpa orang yang dilaknat jika ia pantas mendapatkan laknat itu. Namun, jika orang tersebut tidak pantas mendapatkan laknat itu, maka laknat tersebut akan kembali kepada orang yang melontarkannya. (HR Abu Dawud dan al-Baihaqi).
Allah SWT pun melaknat pelaku kesyirikan, mereka yang mengklaim dirinya bersih/suci, mereka yang mendustakan (ayat-ayat) Allah serta mereka yang mengimani dan tunduk kepada thaghut (segala sesuatu selain Allah SWT) (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 47-52).
Semoga kita terjauhkan dari segala laknat Allah SWT tersebut.
Wa ma tawfiqi illa bilLah. [] abi
|
Komentar
Posting Komentar