Ghirah dalam agama

Bismillahirrahmanirrahiim..

Alhamdulillah, siang tadi usai pleno Al-fath TES yang pertama, Allah mengizinkanku untuk ikut kajian bersama saudari-saudari yang lain.
pemateri nya Bpk. Hilman, beliau adalah seorang dosen Alpro di kampus kami. Satu pesannya yang cukup menohok adalah, “Kalian harus pandai menjual diri, berani eksis, dalam kadar yang tepat.”🙂 HAPHAP! tenang, menjual diri disini berarti positif
Definisi ghirah
  • ghirah adalah kecemburuan yang berakar dari agama, kecemburuan ini merupakan kecemburuan yang positif.
  • ghirah adalah ketesinggungan (karena agamanya di durhakai) yang ada dalam hati seseorang.
  • ghirah adalah unsur jiwa untuk menjaga kehidupan dan keshalihan jiwa
  • ghirah adalah bagian dari iman.
  • ghirah dapat menimbulkan semangat untuk membela agama.
  • ghirah adalah salah satu upaya untuk melakukan amal shalih.
hmm… ghirah merupakan unsur jiwa untuk menjaga keshalihan. Jadi, shalih itu apa sih?
dalam Q.S Al-Baqarah : 11
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakaan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”
monggo dilihat kalimat terakhir pada ayat tersebut, “mushlihuun” yang artinya orang-orang yang melakukan perbaikan. Dalam ayat-ayat lain, mushlihuun diartikan sebagai orang-orang shalih. Maka, shalih adalah orang-orang yang melakukan perbaikan.
ghirah, maksudnya, kita sebagai umat Islam merasa tersinggung ketika agama kita ini di durhakai oleh orang lain, dan dengannya kita menjadi bersemangat untuk melakukan perbaikan.
“Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
***
Dalam setiap fenomena, kita harus turut andil dalam amal shalih.
Misal nih, ada fenomena pertunjukan band yang dalam acaranya hanya hura-hura, kemudian diakhiri dengan meminum minuman keras dan tindakan maksiat lainnya. Kita sebagai manusia yang beriman, seharusnya ‘tergerak’ untuk melakukan perbaikan. Apabila kita tidak bisa melakukan perubahan dengan tindakan, maka ingatkanlah orang-orang yang hura-hura itu bahwa perbuatan mereka merupakan tindakan yang tidak baik. Dan bila tak mampu melakukan keduanya, maka yakinilah oleh hati bahwa acara tersebut merupakan hal yang buruk.
Jika kemungkaran tersembunyi? Dan seseorang tidak melihatnya, namun mengetahuinya. Maka:
  • orang tersebut tidak boleh melihatnya dan memeriksa sesuatu yang ia ragukan. (di sebagian besar riwayat imam Ahmad)
  • orang tersebut harus membuka sesuatu yang tertutup jika ia hendak membukanya (di riwayat lain dari imam Ahmad)
Ingatkah ketika ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah SAW yang mengaku dirinya telah berzina?  Dan ia meminta dirinya dikenakan hukuman?
Rasulullah menyuruhnya pulang, ia datang lagi dan tetap disuruh pulang. ketika datang lagi, Rasulullah menyuruhnya melahirkan bayi itu terlebih dahulu. Lalu, ketika sudah lahir, Rasulullah menyuruhnya untuk menyusui bayi tersebut selama 2 tahun.. cerita lengkap boleh dicari dari sumber lain ya
Intinya sih, Rasulullah tidak langsung memberikan hukuman kepada perempuan tersebut, walau ia mengaku sendiri bahwa dirinya telah berzina. Karena, Rasulullah tidak menyaksikan hal tersebut.
hikmahnya : “bahwa kita punya 1001 alasan untuk tetap berpositive thinking terhadap sesama muslim.”
Coba sekarang kita cek lagi QS Al-Hujurat ayat 12, Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunking sebagian yang lain…..”
Jika mengetahui tempat kemungkaran?
Jika seseorang mendengar suara lagu yang diharamkan atau alat-alat hiburan dan ia mengetahui tempat sumber suara tersebut, maka ia harus mengingkarinya. karena:
  1. kemungkaran telah terbukti
  2. ia juga mengetahui tempatnya
  3. yang demikian itu seperti ia telah melilhatnya langsung
Imam Ahmad menegaskan, ” Jika ia mengetahui tempat kemungkaran, maka tidak apa-apa ia mengingkarinya.”
Kewajiban mengingkari kemungkaran dengan hati
mengingkari kemungkaran dengan hati adalah wajib bagi setiap muslim.Tolong, resapi kalimat dibawah ini yaa… :’)
“Jika kesalahan dilakukan di bumi, maka orang yang melihatnya kemudian membencinya seperti orang yang tidak melihatnya. Dan barangsiapa tidak melihatnya kemudian merestuinya maka seperti orang yang melihatnya.”
Sobat, kita tidak boleh bersikap apatis. Setiap ada penistaan terhadap agama, hati kita haruslah tergerak, tersinggung, cemburu (ghirah). karena bila ghirah telah hilang maka ada atau tidak adanya kita sama aja. Ibarat seperti ‘mayat’, karena tidak merasakan apa-apa.
beberapa kalimat yang biasa terlontar dari mereka yang apatis :
  • itu bukan urusan saya
  • itu hak asasi orang itu, kita tidak boleh mengganggu
  • toh dia yang akan menanggung dosanya
  • dsb
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengikat makna dari kajian hari ini, semoga tulisan ini bermanfaat bagi ktia semua. Apabila terdapat kesalahan dalam tulisan ini, mohon doakan saya semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa saya, aamiin🙂
sebagai penutup, yuk kita niatkan perjuangan kita ini hanya untuk Allah ta’ala, sesuai syariat dan istiqomah. Jangan dulu berbangga terhadap amalan yang telah dilakukan selama hidup, karena bila saat meninggal dalam keadaan kafir, maka terhapuslah segala ibadah tersebut. Semoga Allah menjemput kita dalam keadaan beriman, khusnul khotimah. Allahumma aamiin. (https://firdaramadhena.wordpress.com/2014/03/22/ghirah-dalam-agama/)

Komentar

ngepop

Ciri-ciri Mati Syahid

Astagfirullah, Anak Band Ini Minta Gitar Saat Sakratul Maut

"Tanda-Tanda Hati yang Mendapat Hidayah"