Orang Dzalim Miliki Nikmat Duniawi Berlimpah, Kenapa?
KITA seringkali melihat orang-orang dzalim yang selalu memperoleh rezeki. Bahkan, kebanyakan dari mereka memiliki kenikmatan duniawi yang berlimpah.
KITA seringkali melihat orang-orang dzalim yang selalu memperoleh rezeki. Bahkan, kebanyakan dari mereka memiliki kenikmatan duniawi yang berlimpah. Segala kebutuhan dan kesenangan dunia dapat diraihnya dengan mudah. Mengapa hal ini terjadi?
Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki sifat rahman yakni kasih Allah pada semua manusia. Dan rahiim kasih sayang Allah hanya untuk orang beriman saja kelak di akhirat. Nah, orang dzalim mendapat kasih sayang berupa rahman, jadi meski Ia dzalim atau non Muslim, tetap saja mendapatkan nikmat Allah ini. Namun rahman Allah itu hanya sebatas di dunia saja.
Akan tetapi orang dzalim tidak akan mendapatkan sifat rahiim. Mengapa? Karena sifat ini merupakan bentuk kasih sayang Allah pada orang beriman dari mulai di dunia dan di akhirat. Seperti dalam surat Al-Israa’ ayat 20, “Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi,” (QS. Al-Israa’ [17]: 20).
Orang dzalim adalah orang yang menginginkan kehidupan di dunia saja. Mereka bahkan disegerakan diberi keduniawian sebagaimana yang mereka minta.
Allah berfirman, “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir,” (QS. Al-Israa’ [17]: 19).
Perhatikan secara jelas dan seksama orang zalim itu, tentu bukan dengan pandangan kedengkian karena kelebihan materi mereka, apakah sejujurnya mereka bahagia dan tenang dengan harta yang didapatnya itu. Lantas bagaimana kehidupan keluarganya.
Ternyata ketenangan dan kebahagian hanya muncul dipermukaan, namun di dalamnya hati mereka sudah tentu gersang. Manifestasinya terlihat dengan tiada henti mereka mengejar kedudukan, kekayaan dan kelezatan hidup. Apa yang sudah didapat walau melimpah, masih terus dianggap kurang.
Dengan demikian tidak perlu kuatir dengan orang zalim yang malah mendapatkan apa-apa yang mereka inginkan di dunia. Jika tiba waktunya yang dijanjikan Allah, maka segala harta kekayaannya tidak dapat dijadikan penebus untuk membebaskan dirinya dari siksa pedih yang telah disiapkan Allah. []
Sumber: www.infoyunik.com
Komentar
Posting Komentar