Hidayah datang dari arah yang tak terduga!


Waktu hari rabu, 12 Januari 2011, dosenku masuk ke ruangan kerja. Biasanya ibu kalo ke ruanganku karena ingin sharing berita atau cerita apapun atau minta tolong mengerjakan sesuatu. Hari itu ibu datang sambil menunjukkan 1 buah tas kerja gede yang aku kira isinya kumpulan dokumen penting… eehh,,ternyata isinya folder-folder dokumen kosong yang bisa diberdayakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting yang ada di ruanganku. Kemudian, ibu mengeluarkan satu buah buku dari tas itu. Bukunya tebel, disimpan dalam plastik. Sambil menunjukkan bukunya, ibu bilang kalau buku ini buat aku. Begitu liat judul bukunya……… “haaaaaaaa,,subhanallah, astaghfirullah, eh, masya Allah! (bingung mau bilang apa! Jadi kesebut ajah semuanya )” bukunya berjudul…..








Ibu dosen: “aku bingung bukunya mau dikemanain. Dulu aku dapet buku ini dari temenku. Waktu aku belum lama pulang dari sekolah di luar, aku kepingin tau gimana sih wanita agamamu di Indonesia.. trus temenku ngasih buku ini.. trus aku baca deh.. sekarang udah beres baca, bingung mau dikemanain.. buat kamu aja..”
Aku: hiii…makacii yaa buu… judulnya dahsyat! huhuhu *sambil nyengir* (sebenarnya nyengir bukan karena malu karena dikasih buku, tapi merasa digampar sama judulnya! )
Begitu menerima buku itu, aku langsung membuka dan membolak balik halaman-halaman buku itu. Yang pertama aku buka adalah daftar isi si buku. Mengingat buku itu terbitan Penerbit Kautsar, tebel, pasti isinya ga main-main… dan ternyata benar! begitu liat daftar isinya, diawali dengan bab Wanita bersama Rabbnya, ditengah-tengah ada bab mempersiapkan diri untuk pernikahan, kemudian ada adab di depan mertua, bagaimana menghormati suami, sampai bab Wanita di tengah-tengah masyarakat. Subhanallah! komplit banget! ulasan dari wanita yang masih single sampai wanita menikahpun ada di buku tersebut!
Subhanallah..rasanya campur-campur! antara penuh syukur dan berasa dapet peringatan dariMu, ya Allah! Tapi aku menganggap buku ini adalah bukti rasa cintaMu kepadaku. Bagaimana tidak? ditengah-tengah lagi berusaha untuk kembali menjadi hambaMu yang baik, Engkau memberi rizki sebuah buku yang luar biasa. Dan yang bikin ga main-main, buku ini diberikan dari ibu dosen yang berbeda agama denganku.. Ya..Bu Dosenku berkeyakinan berbeda denganku.. Subhanallah!! kalau bukan karena campur tangan dariMu, mana mungkin Ibu Dosen yang beragama lain ngasih buku ini, hihihihi… (alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah…)
Akhir-akhir ini, aku ngerasa bahwa hidup benar-benar dalam skenario Allah. Skenario yang luar biasa! Ada fase senang. Karena terlalu senang, jadi Allah kasih ujian juga. Kemudian ada fase tawakal, disini iman diuji pada titik terendahnya. Lalu Allah memberi pemahaman apa arti tawakal untuk diri ini. Kemudian sedikit demi sedikit, walau terseok-seok melaluinya, Allah memberikan sedikit celah cahaya dari cermin hati yang sudah begitu pekat hitamnya. Dari cahaya itu, seolah-olah dikasih semangat kalau cermin hati itu bisa dibersihkan. Lalu Allah memberi fase muhasabah melalui karya Ustadz Yusuf Mansur, kemudian dilanjutkan dengan fase peningkatan akhlak melalui hidayah yang datangnya melalui tangan yang tak terduga. Dan Allah Maha Tahu, itulah titik paling kuat agar aku kembali lagi.
Subhanallah, Alhamdulillah…Allah memberi pelajaran hidup yang luar biasa, dan aku anggap ini adalah sebagai fase pendewasaan diri. Allah sayang kepada hambaNya, hanya saja bukti sayang Allah sering kali tidak disadari oleh hambaNya.
Aku teringat dengan materi liqo wada’ dengan teteh murabbiyah kemarin. Beliau berkata bahwa Allah memberi ujian kepada hambaNya pada titik terlemah iman agar hambaNya tawakal. Allah juga memberikan kesenangan kepada hambaNya sampai titik paling nikmat agar hambaNya teruji keimanannya. wallahu ‘alam.
Subhanallah, Allah memberikan ujian keimanan kepada hambaNya, untuk membuktikan kekuatan dan daya tahan iman itu sendiri. Kalau Allah tidak memberikan keimanan di hati, mungkin hambaNya sudah melakukan sesuatu yang di luar akal sehat, atau masuk rumah sakit atau yang paling parah bunuh diri. Naudzubillahi mindzalik.
Allah..puji syukur kepadaMu karena dalam fase hidup terendahpun Engkau masih saja mau membimbing diri ini untuk bangkit kembali. Engkau bentuk skenario-skenario indah, untuk menguji sekaligus menunjukkan rasa cintaMu kepadaku. Aku selalu meminta untuk diberi ketenangan dan kekuatan hati, dan Engkau memberiku segudang ujian untuk menumbuhkan kekuatan dan melatih ketenangan hati itu.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut 2-3)
Dan aku lebih suka menamakan fase hidup kali ini sebagai fase naik kelasnya iman

NB:
Semoga hidayah Allah tidak hanya sampai ke si penerima buku, tetapi sampai juga ke orang yang memberikan buku, aamiin
Semoga selepas khatam buku ini bisa jadi Wanita shalehah kuat berjuang dalam bermuamalah dan menjadi penyejuk hati keluarga dan suami (kelak), aamiin.
(https://pinturizky.wordpress.com/2011/01/15/hidayah-datang-dari-arah-yang-tak-terduga/)

Komentar

ngepop

Ciri-ciri Mati Syahid

Astagfirullah, Anak Band Ini Minta Gitar Saat Sakratul Maut

"Tanda-Tanda Hati yang Mendapat Hidayah"