Usai Diislamkan, 6 Warga Etnis Tionghoa Dapat Hadiah Haji dari Dubes Arab Saudi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Enam orang non muslim etnis Tionghoa mendapat hidayah di bulan suci ramadan. Mereka pun memutuskan masuk Islam. Adalah Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, membimbing keenamnya untuk menjadi muslim.
Kegiatan pembimbingan bersama Yayasan Pembina Mualaf AMOI dan PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) itu berlangsung di Jakarta Timur, Selasa (13/6). Dalam acara tersebut juga digelar buka bersama dengan anak yatim piatu dan kaum duafa.
Dilansir dari Fajaronline.com (Jawa Pos Group), keenam mualaf tersebut yaitu Yoga Djonata, Olivia, Liana, Nathan, Mauris, dan Lady Diana. Turut menyaksikan pula, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dan Ketua PITI Jakarta Raya H Denny Sanusi.
Dalam sambutannya, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengaku senang dengan bertambahnya umat muslim di dunia. Menurutnya, syahadat merupakan hal utama bagi seorang umat yang ingin menganut agama Islam. ”Saya menyahadatkan enam orang, saya sangat senang dan menandatangani sertifikat mereka,” kata Osama pada acara buka bersama bertema "Menjalin Kebersamaan dengan Saling Berbagi" tersebut.
Osama juga memberikan hadiah kepada para mualaf ini dengan membawa mereka pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Rencananya pada pertengahan Agustus mereka akan diberangkatkan ke Arab Saudi.
”Harapan saya bisa menghajikan mereka. Saya juga ingin membantu mereka untuk membantu mengajarkan agama Islam yang lebih dalam lagi sehingga mereka bisa lebih mencintai Islam,” kata Osama.
Ketua PITI Jakarta Raya berharap dengan hadirnya Duta Besar Arab Saudi bisa menarik perhatian pemerintah untuk lebih memperhatikan etnis Tionghoa yang beragama muslim. ”Dengan wadah AMOI ini kita menjadikan dakwah kita khusus untuk etnis Tionghoa dan Alhamdulillah dari tahun ke tahun terus bertambah, hampir setiap bulan ada tiga sampai empat orang Tionghoa yang masuk Islam,” paparnya.
Menurutnya, dalam dakwah ini pasti ada satu kendala. Apalagi latar belakang orang Tionghoa kalau masuk Islam pasti ada masalah dari keluarga . ”Kalau ada masalah itu kami membuat tempat penampungan, memberikan jalan keluar sebatas kemampuan kita,” kata Denny.
Dikatakan, saat ini pemerintah harus lebih meningkatkan perhatiannya dalam merangkul mualaf. Menurutnya, mualaf merupakan orang yang paling membutuhkan bantuan karena memiliki masalah yang sangkat kompleks.
”Kami bukan ngiri dengan anak yatim tapi kalau mualaf lebih kompleks masalahnya karena ada suami, istri dan anak. Karena itu, kami mengimbau kepada pemerintah lebih memperhatikan kami karena kami ada hak di situ,” kata Denny. (fjr/sad/JPG)
Kegiatan pembimbingan bersama Yayasan Pembina Mualaf AMOI dan PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) itu berlangsung di Jakarta Timur, Selasa (13/6). Dalam acara tersebut juga digelar buka bersama dengan anak yatim piatu dan kaum duafa.
Dilansir dari Fajaronline.com (Jawa Pos Group), keenam mualaf tersebut yaitu Yoga Djonata, Olivia, Liana, Nathan, Mauris, dan Lady Diana. Turut menyaksikan pula, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dan Ketua PITI Jakarta Raya H Denny Sanusi.
Dalam sambutannya, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengaku senang dengan bertambahnya umat muslim di dunia. Menurutnya, syahadat merupakan hal utama bagi seorang umat yang ingin menganut agama Islam. ”Saya menyahadatkan enam orang, saya sangat senang dan menandatangani sertifikat mereka,” kata Osama pada acara buka bersama bertema "Menjalin Kebersamaan dengan Saling Berbagi" tersebut.
Osama juga memberikan hadiah kepada para mualaf ini dengan membawa mereka pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Rencananya pada pertengahan Agustus mereka akan diberangkatkan ke Arab Saudi.
”Harapan saya bisa menghajikan mereka. Saya juga ingin membantu mereka untuk membantu mengajarkan agama Islam yang lebih dalam lagi sehingga mereka bisa lebih mencintai Islam,” kata Osama.
Ketua PITI Jakarta Raya berharap dengan hadirnya Duta Besar Arab Saudi bisa menarik perhatian pemerintah untuk lebih memperhatikan etnis Tionghoa yang beragama muslim. ”Dengan wadah AMOI ini kita menjadikan dakwah kita khusus untuk etnis Tionghoa dan Alhamdulillah dari tahun ke tahun terus bertambah, hampir setiap bulan ada tiga sampai empat orang Tionghoa yang masuk Islam,” paparnya.
Menurutnya, dalam dakwah ini pasti ada satu kendala. Apalagi latar belakang orang Tionghoa kalau masuk Islam pasti ada masalah dari keluarga . ”Kalau ada masalah itu kami membuat tempat penampungan, memberikan jalan keluar sebatas kemampuan kita,” kata Denny.
Dikatakan, saat ini pemerintah harus lebih meningkatkan perhatiannya dalam merangkul mualaf. Menurutnya, mualaf merupakan orang yang paling membutuhkan bantuan karena memiliki masalah yang sangkat kompleks.
”Kami bukan ngiri dengan anak yatim tapi kalau mualaf lebih kompleks masalahnya karena ada suami, istri dan anak. Karena itu, kami mengimbau kepada pemerintah lebih memperhatikan kami karena kami ada hak di situ,” kata Denny. (fjr/sad/JPG)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar