Memimpin di Era Turbulensi
Di era digital, seorang pemimpin harus paham situasi lingkungan yang sangat dinamis dan terkadang menghadapi goncangan (turbulen) dari segala arah, termasuk dari internal. Muhammad Awaluddin, Chairman of Indonesia Society Forum (ISDF) MEMASUKI abad milennium, rasa cemas, resah dan gelisah semakin dirasakan warga masyarakat lantaran semua penuh ketidak-pastian (uncertainty). Ketidak-pastian telah menjadi stigma di era milenium saat ini. Perubahan iklim (lingkungan dan bisnis) begitu dinamis, tidak terpola, sehingga sulit diprediksi. Kondisi ini akrab di benak kita sebagai era turbulensi. Sekurang-kurangnya sudah lebih dari satu dekade kita akrab mendengar istilah ini dalam kosakata yang berbeda namun bermuara pada satu hal: ketidak-pastian. Masih hangat di benak kita bahwa pada 1994 saja Richard dAveni telah menulis buku bertajuk Hyper Competition yang pada dasarnya dipicu oleh perubahan iklim bisnis yang dinamis. Namun, turbulensinya semakin cepat dipicu oleh teknologi dan global