Putra Aceh Hasilkan Daging Halal di Australia
IRWAN HASBALLAH, warga Selandia Baru kelahiran Kampung Aree Sigli dan bekerja di Australia, melaporkan dari Perth, Australia
AUSTRALIA
terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki sektor peternakan terbesar di
dunia. Pemerintah Australia betul-betul memanfaatkan kondisi iklim dan hamparan
lahan yang luas untuk menyejahterakan para peternak. Lembu dan domba Australia
telah memiliki pasar luas di dunia.
Tidak
hanya negara-negera nonmuslim, negara berpenduduk muslim pun menjadi sasaran
ekspor peternakan Australia. Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, Mesir,
Arab Saudi, dan beberapa negara lain menjadi pelanggan rutin ternak asal
Australia.
Industri
daging sapi dan domba pun bertumbuh pesat di semua negara bagian Australia. Di
antara industri daging itu ada yang berlabel halal (halal meat). Saya adalah
warga negara Selandia Baru kelahiran Kampung Aree, Sigli, Pidie yang kini
bekerja di Pabrik Fletcher Abbotoir Albany International.
Perusahaan
tempat saya bekerja menyediakan daging domba yang diproses secara halal.
Daging-daging itu selain untuk konsumsi masyarakat Australia juga untuk tujuan
ekspor ke Malaysia, Brunei, Mesir, dan beberapa negara Eropa. Pabrik ini sudah
mendapatkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Perth Mosque (Masjid Agung
Perth). Di Australia, masjid diberi kewenangan untuk menerbitkan sertifikat
halal.
Sekitar
5.500 ekor domba kami sembelih setiap hari. Saya yang bertugas sebagai tukang
jagal (penyembelih) dan mengawasi semua prosesnya agar berlangsung sesuai
syariah: bersih, suci, dan steril.
Khusus
di bagian penyembelihan, semua petugas harus beragama Islam dan taat beribadah.
Ada seorang kawan saya yang juga tukang jagal pernah ditemukan tidak shalat dan
suka pergi ke diskotik. Yang bersangkutan langsung mendapat teguran dari
perusahaan. Kalau tidak berubah dia akan diberi sanksi berat.
Daging-daging
dengan proses halal ini ternyata disukai juga oleh mereka yang nonmuslim. “Saya
suka membeli daging berlabel halal. Rasanya lebih enak dan terbukti secara
klinis lebih sehat karena semua darahnya telah dikeluarkan saat penyembelihan,”
ujar Wayne (65), penduduk Wellington kepada saya.
Karyawan
muslim diperlakukan sangat istimewa di pabrik daging domba Fletcher Abbotoir
Albany ini. Selain digaji lebih besar dari rata-rata, kepada mereka juga
diberikan hak untuk shalat, bahkan secara berjamaah. Manajemen pabrik juga
menyediakan mushala.
Khusus
hari Jumat, kepada karyawan muslim diizinkan untuk masuk terlambat setelah
break siang. Ini mengingat mereka harus pergi ke luar pabrik untuk shalat Jumat
di masjid yang agak jauh.
“Jumat
adalah hari besar agamamu, silakan Anda utamakan ibadah. Yang penting, hadirkan
produk halal untuk kami, sebab itu adalah keuntungan besar bagi perusahaan.
Konsumen kami sangat senang dengan proses yang halal ini,” ujar Methew Nelson,
Human Resource Fletcher Abbotoir Albany, suatu ketika.
Begitulah
adanya dan saya merasa sangat bersyukur karena sebagai muslim asal Aceh
dipercaya sebagai tukang jagal domba di Negeri Kanguru ini. Mudah-mudahan ada
negara nonmuslim lainnya yang mengikuti gaya Fletcher Abbotoir Albany dalam
mengembangkan industri peternakannya, sehingga halal meat semakin banyak
tersedia di berbagai penjuru dunia. Semoga.
Komentar
Posting Komentar