kesombongan dan terapinya
Awalnya Iblis adalah salah satu mahluk Allah disamping para malaikat yang
banyak bersujud dan mengingat Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla. Namun ketika
suatu saat Allah mengujinya dengan sebuah cobaan, bangkit rasa kesombongannya.
Ia telah berbuat lancang ( id-lal) terhadap Sang Pemberi Nikmat yaitu dengan
merasa diri lebih baik dan lebih terhormat dari yang lain. Perasaan ini kemudian
melahirkan rasa bangga (ujub). Ia mengira bahwa dengan kelebihan itu berarti
Allah lebih memuliakan dan menyayanginya. Maka lahirlah kesombongan. Ini yang
menyebabkan murka Allah hingga berakibat turunnya laknat kepada Iblis. Semoga
kita dapat mengambil hikmahnya.
suatu saat Allah mengujinya dengan sebuah cobaan, bangkit rasa kesombongannya.
Ia telah berbuat lancang ( id-lal) terhadap Sang Pemberi Nikmat yaitu dengan
merasa diri lebih baik dan lebih terhormat dari yang lain. Perasaan ini kemudian
melahirkan rasa bangga (ujub). Ia mengira bahwa dengan kelebihan itu berarti
Allah lebih memuliakan dan menyayanginya. Maka lahirlah kesombongan. Ini yang
menyebabkan murka Allah hingga berakibat turunnya laknat kepada Iblis. Semoga
kita dapat mengambil hikmahnya.
“Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. ”Allah berfirman:
“Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri
di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
hina”.(QS.Al-A’raaf(7):12-13).
Perbuatan sombong adalah perbuatan yang hina dan keji. Orang sombong adalah
orang yang suka melecehkan dan menolak kebenaran. Allah amat membenci mahluk
yang demikian ini. Sifat sombong sangat berbahaya karena akan mejadi penyebab
hilangnya rasa hormat dan rasa saling menghargai diantara sesama manusia.
Situasi seperti ini selanjutnya dapat memunculkan kezhaliman, kemarahan dan
pelanggaran hak yang pada puncaknya akan menimbulkan keributan dan permusuhan.
waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. ”Allah berfirman:
“Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri
di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
hina”.(QS.Al-A’raaf(7):12-13).
Perbuatan sombong adalah perbuatan yang hina dan keji. Orang sombong adalah
orang yang suka melecehkan dan menolak kebenaran. Allah amat membenci mahluk
yang demikian ini. Sifat sombong sangat berbahaya karena akan mejadi penyebab
hilangnya rasa hormat dan rasa saling menghargai diantara sesama manusia.
Situasi seperti ini selanjutnya dapat memunculkan kezhaliman, kemarahan dan
pelanggaran hak yang pada puncaknya akan menimbulkan keributan dan permusuhan.
Kesombongan dapat dibagi menjadi dua yaitu kesombongan batin ( Kibr) dan
kesombongan zhahir ( Takabbur). Kibr adalah sifat merasa bahwa dirinya lebih
dari yang lain hingga timbul keinginan dalam hati untuk memperlihatkan
kelebihannya tersebut. Inilah yang memunculkan ketakabburan. Dan dengan
ketakabburannya ini seseorang merasa berhak mendapatkan kedudukan dan
penghormatan yang lebih. Orang-orang seperti ini menuntut untuk didahulukan,
didudukkan di tempat yang lebih terhormat, tidak mau memulai memberikan salam,
jika berdiskusi tidak mau ditolak pendapatnya dan jika dinasehati tidak mau
menerima.
kesombongan zhahir ( Takabbur). Kibr adalah sifat merasa bahwa dirinya lebih
dari yang lain hingga timbul keinginan dalam hati untuk memperlihatkan
kelebihannya tersebut. Inilah yang memunculkan ketakabburan. Dan dengan
ketakabburannya ini seseorang merasa berhak mendapatkan kedudukan dan
penghormatan yang lebih. Orang-orang seperti ini menuntut untuk didahulukan,
didudukkan di tempat yang lebih terhormat, tidak mau memulai memberikan salam,
jika berdiskusi tidak mau ditolak pendapatnya dan jika dinasehati tidak mau
menerima.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan ujub terjadi. Imam Al-Ghazali membaginya
menjadi beberapa kelompok, diantaranya adalah :
menjadi beberapa kelompok, diantaranya adalah :
1. Ujub dengan fisiknya, misalnya kecantikan, postur tubuh, suara yang indah
dll.
Pengobatan ujub jenis ini yaitu dengan tafakur ( berpikir) bahwa apa yang ada
pada dirinya tidaklah kekal. Bahwa pada saatnya nanti ia akan kembali menjadi
tanah dan membusuk dimakan cacing di dalam kubur dan menjijikkan.
dll.
Pengobatan ujub jenis ini yaitu dengan tafakur ( berpikir) bahwa apa yang ada
pada dirinya tidaklah kekal. Bahwa pada saatnya nanti ia akan kembali menjadi
tanah dan membusuk dimakan cacing di dalam kubur dan menjijikkan.
2. Ujub dengan kekuatan. Padahal kekuatan tidak selalu mendatangkan
kemenangan. Kekuatan bahkan dapat melahirkan kecerobohan dan kelalaian.
Terapinya yaitu dengan memikirkan bahwa meriang sehari saja dapat menghilangkan
segala kekuatan.
kemenangan. Kekuatan bahkan dapat melahirkan kecerobohan dan kelalaian.
Terapinya yaitu dengan memikirkan bahwa meriang sehari saja dapat menghilangkan
segala kekuatan.
3. Ujub dengan intelektualitas. Pengalaman membuktikan bahwa orang berilmu
seringkali sulit menerima pendapat orang yang tidak sejalan dengan pikirannya.
Bahkan tidak jarang orang berilmu malah jauh dari hidayah. Untuk mencegahnya
orang-orang seperti ini harus banyak bersyukur atas karunia yang diterimanya
tersebut. Ia juga harus menyadari bahwa ilmunya tidak seberapa dibanding ilmu
Allah. Sesungguhnya akal dan ilmunya itu hanya terbatas. Disamping itu ia juga
harus selalu mawas diri bahwa dengan sedikit gangguan saja di otak dapat
membuatnya kehilangan ingatan.
seringkali sulit menerima pendapat orang yang tidak sejalan dengan pikirannya.
Bahkan tidak jarang orang berilmu malah jauh dari hidayah. Untuk mencegahnya
orang-orang seperti ini harus banyak bersyukur atas karunia yang diterimanya
tersebut. Ia juga harus menyadari bahwa ilmunya tidak seberapa dibanding ilmu
Allah. Sesungguhnya akal dan ilmunya itu hanya terbatas. Disamping itu ia juga
harus selalu mawas diri bahwa dengan sedikit gangguan saja di otak dapat
membuatnya kehilangan ingatan.
4. Ujub dengan nasab/turunan keluarga yang terhormat. Terapi orang-orang
seperti ini adalah dengan menyadari bahwa apa yang didapat nenek-moyangnya itu
dengan ilmu. Mereka mendapat kemuliaan karena keta’atan, ilmu serta sifat yang
terpuji bukan karena nasab. Dan sebagai tanggung jawabnya ia harus meneladani
sifat nenek buyutnya tersebut bukan malah mencorengnya dengan kebodohan dan
kesombongan.
seperti ini adalah dengan menyadari bahwa apa yang didapat nenek-moyangnya itu
dengan ilmu. Mereka mendapat kemuliaan karena keta’atan, ilmu serta sifat yang
terpuji bukan karena nasab. Dan sebagai tanggung jawabnya ia harus meneladani
sifat nenek buyutnya tersebut bukan malah mencorengnya dengan kebodohan dan
kesombongan.
5. Ujub dengan nasab para penguasa dan pejabat yang zhalim. Ini adalah puncak
kebodohan. Pengobatannya adalah dengan cara merenungkan diri akan kerusakan dan
kesengsaraan yang ditimbulkan para penguasa tersebut terhadap rakyat dan
bawahannya. Memikirkan bahwa orang-orang seperti ini adalah merusak agama dan
menimbulkan murka Allah SWT.
kebodohan. Pengobatannya adalah dengan cara merenungkan diri akan kerusakan dan
kesengsaraan yang ditimbulkan para penguasa tersebut terhadap rakyat dan
bawahannya. Memikirkan bahwa orang-orang seperti ini adalah merusak agama dan
menimbulkan murka Allah SWT.
6.Ujub dengan harta. Terapi terhadap orang-orang yang bangga terhadap harta
kekayaan adalah dengan merenungkan tentang keburukan harta kekayaan itu sendiri.
Karena dengan semakin banyaknya harta sesungguhnya selain makin banyak pula
tanggung jawab yang harus ditunaikannya juga semakin banyak pula orang yang
dengki terhadapnya. Disamping itu mereka juga sebaiknya banyak mengingat bahwa
orang fakir pada hari Kiamat nanti akan masuk surga terlebih dahulu. Mereka
tidak perlu dihisab kekayaannya karena memang tidak memilikinya. Sebaliknya
orang berharta harus terlebih dahulu mempertanggung-jawabkan harta miliknya ;
darimana ia mendapatkannya, untuk apa saja digunakan hartanya tersebut. Selain
itu orang berharta harus menggotong kekayaannya ketika menuju mahkamah peradilan
akhirat. Sehingga makin banyak hartanya makin terseok-seok pula jalannya.
kekayaan adalah dengan merenungkan tentang keburukan harta kekayaan itu sendiri.
Karena dengan semakin banyaknya harta sesungguhnya selain makin banyak pula
tanggung jawab yang harus ditunaikannya juga semakin banyak pula orang yang
dengki terhadapnya. Disamping itu mereka juga sebaiknya banyak mengingat bahwa
orang fakir pada hari Kiamat nanti akan masuk surga terlebih dahulu. Mereka
tidak perlu dihisab kekayaannya karena memang tidak memilikinya. Sebaliknya
orang berharta harus terlebih dahulu mempertanggung-jawabkan harta miliknya ;
darimana ia mendapatkannya, untuk apa saja digunakan hartanya tersebut. Selain
itu orang berharta harus menggotong kekayaannya ketika menuju mahkamah peradilan
akhirat. Sehingga makin banyak hartanya makin terseok-seok pula jalannya.
” Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri,(QS.An-Nisaa’(4):36).
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri,(QS.An-Nisaa’(4):36).
Wallahu a’lam bishshawab.
Jakarta, 30/4/2008.
Vien AM.
Jakarta, 30/4/2008.
Vien AM.
( Diambil dari Intisari Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali ”Mensucikan jiwa ”
yang disusun ulang oleh Sa’id Hawwa.)
yang disusun ulang oleh Sa’id Hawwa.)
Komentar
Posting Komentar