Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Hidayah datang dari arah yang tak terduga!

Gambar
Waktu hari rabu, 12 Januari 2011, dosenku masuk ke ruangan kerja. Biasanya ibu kalo ke ruanganku karena ingin  sharing  berita atau cerita apapun atau minta tolong mengerjakan sesuatu. Hari itu ibu datang sambil menunjukkan 1 buah tas kerja gede yang aku kira isinya kumpulan dokumen penting… eehh,,ternyata isinya folder-folder dokumen kosong yang bisa diberdayakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting yang ada di ruanganku. Kemudian, ibu mengeluarkan satu buah buku dari tas itu. Bukunya tebel, disimpan dalam plastik. Sambil menunjukkan bukunya, ibu bilang kalau buku ini buat aku. Begitu liat judul bukunya……… “haaaaaaaa,,subhanallah, astaghfirullah, eh, masya Allah! (bingung mau bilang apa! Jadi kesebut ajah semuanya )” bukunya berjudul….. Ibu dosen: “aku bingung bukunya mau dikemanain. Dulu aku dapet buku ini dari temenku. Waktu aku belum lama pulang dari sekolah di luar, aku kepingin tau gimana sih wanita agamamu di Indonesia.. trus temenku ngasih buku ini.

Data dan Fakta Kristenisasi dan Pemurtadan di Bekasi

Gambar
Oleh: Bernard Abdul Jabbar (Dewan Dakwah Islam Indonesia/DDII, Kota Bekasi) “ Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Alloh dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Alloh tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai “. (QS. At-Taubah: 32). “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Alloh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu “. (QS. Al-Baqarah: 120). 1. Dua puluhan anak-anak jalanan yang terdiri dari pengamen, pengemis dan anak-anak terlantar direkrut dan dipengaruhi untuk masuk Kristen pada awalnya mereka hanya diminta untuk menyanyikan lagu-lagu rohani Kristen ketika mengamen dengan diberikan upah atau imbalan yang sangat besar lalu mereka ditampung disalah satu rumah singgah dan ujung-uju

Rukanah pun Bergulat dengan Rasulullah

Gambar
Share  on Facebook Tweet  on Twitter Google+ LinkedIn Pinterest Foto: english.alarabiya.net IBNU Ishaq mengatakan, “Abu Ishaq bin Yasar berkata kepadaku, ‘Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthallib bin Abdu Manaf adalah orang Quraisy yang paling kuat. Suatu hari ia bersama Rasulullah ﷺ di suatu kampung Mekah (sebelum hijrah).'” Rasulullah ﷺ berkata kepadanya,” Wahai Rukanah, tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dan menerima dakwahku?” Rukanah menjawab, “Seandainya aku mengetahui apa yang engkau serukan itu adalah kebenaran, pasti aku akan mengikutimu.” Rasulullah menimpali, “Bagaimana kiranya kukalahkan engkau dalam gulat. Apakah engkau akan meyakini kebenaran perkataanku?” Rukanah menjawab, “Iya.” Rasulullah berseru, “Ayo berdiri. Akan kukalahkan engkau.” Abu Ishaq melanjutkan kisahnya, “Rukanah pun menyambut tantangan itu. Keduanya pun duel gulat. Rasulullah ﷺ menyergapnya dan berhasil menjatuhkannya. Ia pun tak berdaya. Penasaran

Bagaimana Melunasi Hutang pada Orang yang Sudah Tiada?

Gambar
        Pertanyaan: Bagaimana melunasi utang, apabila orang yang menghutangi sudah meninggal atau tidak diketahui keberadaannya? Jawaban: Hal ini telah dijawab oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin  rohimahulloh . Beliau mengatakan, “Apabila kamu mempunyai kewajiban hutang pada seseorang dan kamu merasa belum melunasi dan merasa hutang tersebut masih ada sampai orang yang menghutangi mengambil haknya, dan apabila orang yang memberi hutang tadi telah meninggal, maka hutang tersebut  diberikan pada ahli warisnya . Jika kamu tidak mengetahui ahli warisnya atau tidak mengetahui orang tersebut atau tidak mengetahui di mana dia berada,  maka utang tersebut dapat disedekahkan atas namanya dengan ikhlas.  Dan Allah  subhanahu wa ta’ala  mengetahui hal ini dan akan menunaikan pada orang tersebut.” ( Syarh Riyadhis Sholihin , Bab Taubat, 1/47) Dan juga telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud  radhiyallahu ‘anhu  bahwa beliau membeli budak dari seorang laki-laki. Kemudian beliau masuk (ke

Beberapa Kisah Pemurtadan Wanita Muslimah

Gambar
by  Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  • 26/03/2013 •  Aqidah  •  Comments (10)  •  6674         Kisah-kisah berikut semoga jadi pelajaran bagi wanita muslimah supaya sejak dini menjauh dari pergaulan dengan  laki-laki non muslim , baik dengan pacaran atau serius sampai ke jenjang pernikahan. Lima kisah di bawah ini menunjukkan langkah licik kaum Nashrani dalam memurtadkan wanita muslimah. Kisah pertama dari Ibu Dewi: “Saya seorang ibu 29 tahun dan suami 31 tahun. Kami telah dikaruniai dua anak. Yang pertama pria (6), dan kedua putri (2). Kami menikah 7 tahun yang lalu, dia adalah teman sekampus saya. Saat pertama mengenalnya, saya benar-benar benci. Maklum, saya lahir dari keluarga Muslim yang taat, sementara dia pemeluk Protestan. Tapi entahlah, mungkin karena dia tak pernah putus asa, saya kemudian menerimanya menjadi pacar. Saya benar-benar semakin sayang setelah dia kemudian menerima menikah dalam Islam. Saya benar-benar bahagia sekali.” Tetapi setelah datangnya anak pe

Mengenang Sudomo: Merasa Terlahir Kembali di Usia 75 Tahun

Gambar
Edi Yusup/Republika Sudomo Lebih tenang dan khusyuk. Itulah yang dirasakan Laksamana TNI (Purn) Sudomo di hari tuanya. Di usianya yang ke-75, mantan Pangkopkamtib di era Soeharto justru menemukan hidupnya. ''Kalau orang lain berkata hidup dimulai umur 40 tahun, saya justru mulai umur 75 tahun,'' kata Sudomo saat ditemui di kediamannya yang sejuk di Pondok Indah, Jakarta, beberapa waktu lalu. Bukan tanpa alasan bila penggemar olahraga golf ini berkata demikian. Dia mengaku hampir sebagian besar usianya dilalui dengan gundah dan gelisah. Salah satu penyebabnya karena sosok yang menghabiskan sebagian besar umurnya - 53 tahun di pemerintahan dengan berbagai jabatan -sebagai umaro ini pernah murtad. Itu semua menjadi penyebab jauhnya ketenangan dari hidupnya. ''Terus terang saja dan bukan rahasia umum, saya dulu kan murtad,'' kata Sudomo sambil tertawa. ''Dan celakanya semua itu saya lakukan tanpa pikir panjang dan memberi tahu orang

Ujian Sakit

Sepanjang perjalanan hidup, hampir-hampir tak ada seorang pun yang tidak pernah mengalami sakit atau menderita penyakit. Mulai dari sekadar tertusuk duri, demam, sampai penyakit berat semisal kanker atau stroke. Ada orang yang ikhlas menerima penyakit yang menimpanya. “Apalah artinya sakit yang baru saya rasakan beberapa bulan ini. Toh, selama lebih dari 50 tahun umur saya, Allah telah mengkaruniai badan sehat tiada kurang suatu apa dan kebebasan menikmati kuliner,” ujar seorang kawan yang didiagnosa menderita diabetes di umurnya menjelang pensiun belum lama ini. Di benak kawan ini penyakit yang dideritanya sebagai peringatan dari Allah agar kita hidup seimbang jasmani-rohani dan betapa nikmatnya sehat. Tapi, tak sedikit orang yang tidak bersabar dan penuh keluh-kesah manakala diuji dengan penyakit. Bahkan mencela penyakit yang dideritanya. Muncul kata-kata celaan sampai menggugat Allah. Si Fulan yang sakit itu menyangka Allah tidak sayang lagi padanya. Sampai-sampai tidak sedikit

Jangan Mencela Waktu

Oleh Nugroho Al Fakir Banyak orang masih meyakini adanya hari baik dan hari sial (naas). Sampai-sampai, banyak di antara mereka menghitung-hitung manakala hendak bepergian, melaksanakan hajat menikahkan anak atau semisalnya. Sepertinya mereka meyakini bahwa ada hari-hari tertentu sebagai hari naas. Bahkan, ada yang sampai menghindari hari atau bulan tertentu untuk bepergian atau menyelenggarakan pesta perkawinan. Padahal, waktu atau zaman hanyalah wadah atau penanda agar kita mampu mengingatkan sejumlah peristiwa yang pernah terjadi dalam mata rantai dan perjalanan kehidupan di muka bumi ini. Sementara peristiwa, kejadian dan musibah yang menimpa seseorang sudah tertulis di sisi Allah Ta’ala. Allah tidak menciptakan waktu baik dan waktu sial. Sebenarnya menisbatkan nasib naas atau nasib baik kepada waktu bukanlah semata-mata terjadi pada masa sekarang. Imam Al-Baghowiy rahimahullah berkata, “Sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam , ‘janganlah seseorang mangatakan: ‘Wah, cel

Luzie Megawati Terpikat Keteladanan Umar bin Khattab

Gambar
SHARE Facebook   Twitter      Hiasan dinding bertuliskan kalimat Tiada Tuhan Selain Allah  Subhanahu Wa Ta’ala  yang banyak terpampang di toko stationary  di Kota Bandar Lampung, menarik perhatian seorang gadis cilik. Saking seringnya melihat tulisan tersebut, bocah perempuan bernama lengkap Luzie Megawati ini mulai bertanya-tanya. ”Selama itu, saya belajar bahwa Tuhan Maha Esa. Lalu, mengapa bisa ada kata-kata demikian?”  kata perempuan yang akrab disapa Anis ini kepada Republika. Saat itu, ungkap Anis, dirinya baru duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar (SD). Dalam logika kanak-kanak seumur itu, diakui, masih agak sulit baginya bisa memahami beragam cara melukiskan atau menyebut Tuhan dari agama Katolik yang dianutnya saat itu dan dari tradisi keluarganya yang dominan Kong Hu Cu. Perempuan kelahiran 14 Januari 1972 ini memang berasal dari keluarga campuran berdarah Tionghoa dan nenek dari pihak ibu yang asli Jawa. Karena itu, tak mengherankan jika kehid